Ada sebuah kisah tentang seekor lebah, raja
lebah, yang telah hidup bersama dengan ratu lebah membina kerajaan lebah.
Namun, suatu ketika seekor kupu-kupu terbang melintas di balik jendela istana
lebah. Seketika itu pula pikiran aneh melintas di benak raja lebah. Setiap hari
kupu-kupu itu melintas. Setiap hari pula raja lebah bingung tentang apa yang dia pikirkan. Setiap hari, setiap hari, hingga suatu ketika dinding istana lebah
itu hancur menyisakan ruang untuk kupu-kupu itu masuk. Akhirnya, raja lebah itu
sadar bahwa ia telah jatuh cinta kepada kupu-kupu itu. Itulah pikiran aneh yang
selama ini. Dia sadar
cinta itu membawa perbedaan, dunia mereka berbeda, rentang umur mereka berbeda,
dan faktanya raja lebah mati sebelum sempat mencintai. Cinta baginya adalah kerangka
yang pasti dan tidak sebebas kupu-kupu
yang terbang melintas di alam mimpinya.
Mencoba untuk membuat introduksi yang menarik agar pembaca terkesan, namun apa daya hanya mampu menulis ini: ketika peserta edutrip lainnya mencoba menulis berita, di sini saya hanya akan bercerita. Semua orang suka cerita. Ralat. Anak-anak suka cerita. Cerita ini tentang anak-anak yang melakukan perjalanan dari kota abu-abu menuju pulau hijau. Di setiap sudut jalan dia mendapati akan arti penting dari pulau hijau tersebut, tentang orang-orang ramah yang menempati pulau itu. Dan tentang pulau itu sendiri yang memiliki kehidupan, kenanga n dan masa depan. Hal itu membuat mereka berpikir untuk mengubah kota abu-abu dimana mereka tinggal menjadi kota-kota hijau dimana masa depan menjadi lebih penuh harapan. Di pulau hijau, tempat dimana kau tinggal, maksudnya mangrove dengan segala fungsinya baik secara ekologis, fisik, maupun sosial dan dengan segala apa yang berada di dalam mangrove tersebut, kelelawar, ikan-ikan, para burung dan hewan-hewan bercangkang. Secara ekologis mangr
Comments
Post a Comment