Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2011

Kenangan

oh, dimana cinta itu mungkin hanyut atau dipatuk ayam atau terbang menuju awan sembunyi ternyata cinta ada di hati tertutup rapat di dasar rindu dan sepi ternyata cinta ada di hati seorang lelaki yang sendiri By me, 2008

Puisi Bulan Cendawan Putih III

Seribu cendawan putih t umbuh di hati. … Kala musim hujan datang terlambat menutup bulan. Cahaya bulan berpendar di antara tiang-tiang hujan. Hujan pun menjadi kata, m enumbuhkan cendawan putih di hati seorang pria, dan embun pun menjadi puisi di atasnya.

Puisi Bulan Cendawan Putih I

s ebuah wajah menangkap cahaya bulan di antara ilalang-ilalang hijau musim hujan seribu kata beku tenggelam dingin ketika hati basah oleh embun musim hujan namun, sebuah rindu hangat di dalam hati meski pun   basah oleh embun musim hujan cendawan putih tumbuh di hati seorang pria.

Kucing Hilang

Sebuah gerbang besi tua berderit terbuka. Mereka bertiga berjalan masuk melewati serakan daun-daun kering coklat berbau lapuk. Mereka pun mempercepat langkah d an jalan berdampingan saling memegang tangan. Langit malam saat itu berawan dengan cahaya bulan bulat memantul di balik awan yang berarak. Karena cahaya bulan cukup terang , mereka mematikan senter dan melihat sekeliling . Terlihat pagar besi tua itu mengelilingi halaman rumah kosong yang luas , hanya sebuah pohon beringin rimbun berdiri di samping jalur antara gerbang dengan pintu rumah itu. Rumah dengan pintu besar, tingginya sekitar 2,84 meter dengan dua daun pintu masing-masing lebar sekitar 1,42 meter. “Pasti butuh waktu tiga bulan untuk membuat pintu-pintu ini. Eeh, bukan! Dengan ukiran-ukiran ini, lihat! Begitu detail dan rumit pasti butuh lima bulan untuk menyelesaikannya . Ya , pasti lima bulan.” Kata seorang di antara mereka sambil memegang dagu dengan berbinar ingin tahu memandang ke pintu itu. “ K au li