Jadi ingat saban hari, datang dadakan ke pesta ulang
tahun yang ke-satu anak lelaki pertama seorang teman. beli kadonya pun
buru-buru, di minimarket pinggir jalan, mainan seadanya yang ada di etalase
yang ketika itu sedikit berdebu, bungkusnya pun berantakan, malah awalnya salah
jalan menyimpang 180 derajat, tempatnya di utara kami perginya ke selatan,
jadinya telat, waktu makan-makan dan bincang-bincang pun berkurang, tetapi itu
membuatku sadar, ini lain cerita, cerita tentang perasaan, cerita tentang cinta,
jikalau cinta sejati itu kadang ternyata datangnya buru-buru, dadakan dan tidak
terduga, karena di hari itu, di pesta ulang tahun yang ke-satu anak lelaki
pertama seorang teman, hatiku berpesta, mataku gemerlap, senyumku sumringah,
karena di halaman rumah itu, dengan kursi berderet-deret tidak teratur, aku
menemukanmu, lagi.
wajahmu malam tanpa jalan pulang. senyummu malam rumah yang selalu aku rindu. tetapi matamu malam yang penuh bintang, konstelasi-konstelasi cahaya bak wanita masa lalu, yang menutun arahku. aku. jatuh. cinta. dengan. malam
Comments
Post a Comment